Beberapa pertarungan juga pernah diadakan di awal abad 20, dan pada beberapa kali di zaman modern pertarungan antarspesies yang tidak disengaja di kebun binatang berakhir dengan pemandangan berdarah — yang dipastikan akan membuat anak-anak trauma seumur hidup.
Tetapi, bagaimana sebenarnya hasil dari pertarungan antara singa dengan harimau?
Pernyataan tidak resmi dari catatan sejarah menunjukkan, harimau kebanyakan menang di pertarungan pada zaman Romawi kuno, dan di pertarungan pada zaman sekarang juga seperti itu, meski tidak selalu.
Singa dan harimau memiliki kelebihan masing-masing, dan "hasil dari sebuah pertarungan bergantung penuh pada individu hewan: pengalamannya, gaya bertarung dan fisiologi," kata Craig Saffoe, seorang ahli biologi di kebun binatang Smithsonian Zoo di Washington, D.C.
"Tetapi jika aku diminta bertaruh, aku akan bertaruh untuk harimau," kata Craig kepada Life's Little Mysteries.
Pertama, walaupun harimau jenis tertentu lebih besar dari singa mana pun, kedua spesies itu biasanya hampir sama besar. Meski ukurannya bervariasi, Craig mengatakan bahwa rata-rata singa jantan Afrika dewasa dan harimau jantan Bengal dewasa memiliki berat sekitar 400 sampai 420 pounds (180-190 kg).
Surai (bulu tengkuk) singa memberikan keuntungan fisik. Menurut Craig, baju zirah alami tersebut melindungi leher mereka. Singa jantan memang dirancang untuk bertarung. "Singa lebih bersifat sosial daripada harimau, jadi ketika beranjak dewasa, singa akan lebih banyak bermain ala pertarungan karena mereka berlatih untuk menjadi singa dominan, sementara harimau dapat melewati sepanjang hidupnya tanpa mengalami satu pertarungan pun," katanya.
Walaupun pengalaman bertarung akan membuat singa tua lebih tangguh, namun sifat sosial tersebut juga merupakan kelemahan terbesarnya ketika bertarung dengan harimau.
Menurut Lion Research Center di University of Minnesota, kumpulan dari tiga singa jantan biasanya bertarung sebagai kelompok ketika ada yang mengganggu wilayah mereka, sementara harimau selalu melakukannya sendiri. Perbedaan itu memengaruhi insting dari kedua spesies kucing besar tersebut.
"Apa yang saya lihat dari harimau adalah mereka lebih agresif, mereka langsung mengincar leher, mereka langsung berniat membunuh," kata Craig. "Sementara singa lebih seperti, 'Aku ingin memukulmu dan sedikit bermain denganmu.' Singa mungkin sempat sedikit bermain-main karena mereka memiliki singa lain yang menjaganya.”
“Sementara harimau tidak bisa seperti itu. Mungkin mereka dikondisikan melalui evolusi untuk tidak bergantung kepada pertolongan siapapun dan selalu ingin membunuh dengan cepat."
Kesadisan itulah yang memberikan harimau kelebihan.
Sebelum kita mengambil kesimpulan, ada baiknya kita memasukkan kucing besar lainnya ke dalam arena. Bagaimana peluang jaguar Amerika melawan singa atau harimau? Bagaimana dengan macan tutul atau cheetah?
Menurut Craig, peringkat dari para kucing besar adalah sebagai berikut: Di peringkat teratas ada harimau, singa, dan jaguar, dan setelah mereka dari yang paling atas adalah macan tutul, cougar, macan tutul salju, dan cheetah. "Pertarungan yang paling menarik mungkin antara harimau Bengal berukuran besar dengan jaguar jantan berukuran besar, karena kedua hewan tersebut memiliki temperamen, kecepatan, ukuran, dan kekuatan yang hampir sama," kata Craig.
Macan tutul adalah kuda hitamnya. "Jangan meremehkan macan tutul. Mereka kecil tetapi sangat kuat dan petarung yang ulung," kata Craig. "Siapa yang tahu, seekor macan tutul mungkin bisa berubah menjadi mesin pembunuh dan menumbangkan singa atau harimau."
oleh Natalie Wolchover | LiveScience.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar